Description
Dua kubu yang berlawanan, bak kutub utara dan kutub selatan. Tapi keduanya mempunyai kesamaan, yakni berujung dengan pedang (baca: memilih pemberontakan kepada penguasa yang sah). Mari sedikit menelisik sepak terjang mereka dalam sejarah. Bagaimana hillah (tipu daya) yang mereka lancarkan untuk umat dan sekian makar atas nama Islam.
Asal-Usul Khawarij
Para ulama berbeda pendapat tentang asal-usul Khawarij menjadi tiga pendapat. Pertama, Semenjak munculnya Dzul Khuwaisirah. Salah seorang yang memprotes pembagian harta ghanimah yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berkata: “Berbuat adil lah ya Muhammad!”. Kedua, Para pemberontak di masa Utsman. Dan yang ketiga, Mereka yang meninggalkan Ali setelah peperangan Shiffin (yang disebabkan Ali berdamai dengan Mu’awiyah).
Adapun tarjihnya (kesimpulan berdasarkan pendapat yang kuat) bahwa munculnya Dzul Khuwaisirah merupakan bibit awal lahirnya Khawarij di kemudian hari. Rasulullah menegaskan, “Sesungguhnya akan lahir dari orang ini suatu kaum yang membaca al Qur’an tapi tidak sampai melewati kerongkongannya, mereka membunuh orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala, mereka terlepas dari islam sebagaimana anak panah yang terlepas dari busurnya. Jika aku menjumpai mereka sungguh akan aku perangi mereka sebagaimana memerangi kaum ‘Ad.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sedangkan yang kedua, para pemberont
ak di masa Utsman bergerak dengan motif emosi belaka. Setelah itu pun mereka tidak lantas berkumpul membuat pergerakan. Lalu kompromi yang terakhir, mereka yang membelot dari bai’at kepada Ali kemudian membuat perkampungan sendiri di sebuah tempat bernama Harura’ (karena hal itu, mereka dilaqabi Haruriyah). Tidak berhenti disitu, anak keturunannya saling mewarisi ideologi jelek tersebut (baca: paham takfir).
Sejarah Berdarah Kaum Syi’ah
Lain lagi dengan aktor antagonis Syi’ah, jika Khawarij memerangi Ali dan kaum muslimin pada umumnya. Sedangkan Syi’ah justru membela Ali hingga berlebih-lebihan. Ujung-ujungnya mereka dimintai taubat untuk kembali kepada aqidah yang benar dan menjauhi penyimpangan (berupa: menganggap Ali sebagai Tuhan). Di zaman awal Syi’ah sudah kelewatan bejatnya dan makin tahun tambah keji lagi perbuatannya. Mereka adalah ‘Musuh Dalam Selimut’, mereka menolong tentara Mongol untuk menghancurkan kaum muslimin sehancur-hancurnya. Fenomena tersebut dapat Anda saksikan dalam berbagai literatur sejarah.
Reviews
There are no reviews yet.