Al-Lama’at (Menikmati Hidangan Langit)

RM41.20

Out of stock

SKU: 979-3304-97-9 Categories: , Tags: , , Product ID: 26602

Description

Buku yang ada di tangan pembaca ini disebut dengan al-Lama’at (Penerangan) ternyata memang penuh dengan hal-hal yang menerangkan makna cerita pendek tentang karakter/tokoh yang disebutkan dalam Al-Quran, yang sempat menjadi penerang soal ajaran ketauhidan, keshalehan, ketauladanan, pada masanya. Buku ini juga memuat jawaban-jawaban Said Nursi atas pertanyaan murid-muridnya yang waktu memerlukan penjalasan yang mencerahkan.

Namun, beberapa bagian yang tidak dielaborasi, karena ditempatkan pada buku Said Nursi lainnya, seperti Cahaya ke-5, 6, 8, 15, 18, 27, 31, 32, dan 33 tidak termasuk dalam al-Lama’at ini. Penerangan atau Cahaya pertama adalah cerpen tentang Nabi Yunus AS yang digambarkan sebagi tokoh yang sangat tangguh keimanan dan ketauhidannya. Beliau ditantang dengan kondisi alam yang amat mencekam. Beliau tak gentar mencabar kesulitan hidup saat ditelan ikan yang perutnya gelap gulita. Kondisinya jauh lebih sulit dari penjara, karena tentu sirkulasi udara dan baunya sangat menyengat. Bahkan Yunus a.s. menerima cobaan itu dengan tenang,sembari berdoa dengan penuh kesadaran betapa tak berdayanya manusia tanpa pertolongan Tuhan: La ilaha illa Anta, subhanaka inni kuntu min al-dzalimin, sehingga ikan yang menelannya pun dengan izin-Nya berubah menjadi bagaikan kapal selam, bulan menjadi penerang, ombak menjadi pendorong untuk sampai ke pantai. Yunus a.s. pun tercerahkan dan mencerahkan kita semua.

Memang Said Nursi telah menjelaskan kenapa beliau menggunakan judul bukunya dengan Risalah Nur. Menurutnya: “Beberapa kalangan mempertanyakan satu hal perihal penamaan kitabnya dengan Risalah Nur. Mereka mengatakan bahwa mereka hanya melihat tak ada seorang pun yg bernama Nur di antara murid-muridnya.” Padahal, katanya, “dalam salah satu footnotenya atas jawaban suratnya itu disebutkan nama Nuri Benli dan Kureli Nuri si pembuat jam yang menjadi orang yang sangat berjasa dalam penulisan Risalah Nur ini. Jadi mereka tak bisa mengkritisi soal penamaan ini dengan alasan dan dugaan serta hal-hal yang tak berlandasan kuat itu.”

Lebih jauh Said Nursi menjelaskan alasan penamaan ini. “Sepanjang hidup saya nama ‘Nur’ (Cahaya) tidak pernah lepas dari diri saya. Umpamanya, kampung tempat kelahiran saya bernama Nurs; almarhumah Ibu saya bernama Nuriye; guru tasawuf Naqsy saya bernama Sayyid Nur Muhammad; salah seorang guru tasawuf Qadiri saya bernama Nuruddin; salah seorang guru mengaji saya bernama Nuri; dan murid-murid saya yang paling dekat dengan saya banyak memiliki nama Nur. Dan siapa yang paling banyak membantu saya keluar dari kesulitan dalam memperjuangkan kebenaran keilahian adalah juga nama Nur, yang berasal dari nama Tuhan Yang Paling Indah.

Additional information

Weight 1.010 kg

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Al-Lama’at (Menikmati Hidangan Langit)”

Your email address will not be published. Required fields are marked *