Description
Hanya 4 bulan Hamka di negeri Dollar ini. Tidaklah seimbang kesempatan yang diberikan kepadanya dengan banyaknya hal-hal yang harus ditinjaunya. Hampir semua kota-kota besar yang kenamaan sudah dijalaninya. Berbagai universiti, gereja dan taman yang indah diziarahnya. Diperhatikannya perkembangan agama satu demi satu di Dunia Baru itu. Sehingga tiba saatnya beliau berjumpa sendiri dengan orang yang memdakwakan dirinya memjadi TUHAN. Dilihatnya dari dekat betapa orang memprodusir film di Hollywood dan bagaimana hakekat hidup bintang-bintang film itu pada umumnya. Dan sebagai salah seorang guru dari Corps Pendidikan Rohani dalam Angkatan Perang Republik Indonesia (RI), hati Hamka pun tertarik berkunjung ke West Point, tempat pendidikan cadet-cadet militer U.S.A.
Di Museum Nasional di Chicago tampaknya Hamka agak lama tertegun di sana, di ruang yang mempamerkan hasil budaya dan seni “alam Minangkabau”
Soal Negro yang sampai sekarang belum lagi beroleh penyelesaiannya di Amerika Serikat itu, tidak luput dari pandangan Hamka yang dinukilkannya dalam satu bab khusus.
Dan bila Hamka sejenak dapat bertemu pada satu keluarga dari Dunia Baru yang moden itu, maka berkatalah ia: “Bila saya menjadi tetamu di dalam keluarga Echols, bertemulah saya bukti, bahawasanya kemanusiaan di dunia ini adalahsatu dan budi baik pun satu.”
Reviews
There are no reviews yet.